IT’S OK, I LIKE MYSELF

2

9 May 2017 by Naima

       The 7 habits of happy kids collection karya Sean Covey menceritakan tentang habit 1 sampai 7. Buku pertama bercerita tentang habit 1 yaitu be proactive dengan judul “Just the way I am” (diriku apa adanya). Buku ini bercerita tentang Pockey si landak yang sedih karena duri-durinya yang tajam selalu menjadi bahan tertawaan Biff si berang-berang, Biff mengatakan bahwa duri-duri yang dimiliki Pockey itu seperti tusuk gigi dan jelek. Lalu teman-teman menghiburnya. Goob mengatakan bahwa duri-durinya tidak jelek. Shopie mengatakan bahwa tidak ada yang salah dengan duri-duri yang dimiliki pockey. Jumper si kelinci mengatakan bahwa duri-duri yang dimiliki Pockey adalah wajar, Karena Pockey seekor landak, sama seperti Jumper yang sudah seharusnya melompat-lompat karena dia seekor Kelinci. Lalu, Pockey memikirkan kata-kata teman-teman baiknya. Dia mulai menerima dan melihat bahwa duri-durinya memang tidak jelek, bahkan indah berkilauan jika terkena sinar matahari.

.

        Keesokan harinya, ketika Biff menertawakan duri-durinya, Pockey tidak lagi terpengaruh. Dia dengan bangga mengatakan duri-durinya tidak jelek dan dia menyukai dirinya sendiri, dan Biff tidak lagi menertawakannya

.

        Cerita ini bertujuan untuk mengajarkan bahwa kita bertanggung jawab atas diri sendiri. Bagaimanapun kita mengendalikan perasaan atas perkataan-perkataan orang yang mungkin mengganggu. Kita tidak bisa mengendalikan apa yang dikatakan orang lain, tetapi kita bisa mengendalikan sikap kita terhadap kata-kata itu.

                   -dinukil dari buku happy little soul

        “it’s ok, I like myself” kalimat itu yang diucapkan oleh Kirana dalam salah satu video postingan ibuk. Isi videonya sederhana. Selayaknya video anak-anak pada umumnya. Terlihat lucu dan mengundang tawa.

        Ternyata, kalimat i like myself diajarkan  oleh ibuk karena terinspirasi dari buku karya Sean Covey. Just the way I am adalah buku pertama yang menerangkan tentang kebiasaan menerima diri sendiri.

         Diluar sana, tentunya banyak orang yang jauh lebih baik dari kita. Entah dari segi fisik ataupun yang lainnya. Dari cara pandang dan juga cara juang. Di luar sana, tak semua manusia berpikir baik tentang kita selayaknya kita yang juga tak mungkin selalu mampu berpikir baik tentang mereka.

“Kalo ada yang bilang, kok, hidung Kirana pesek? Bilang aja, nggak papa, I like myself, gitu!”

        Kalimat sederhana yang diajarkan ibuk pada anaknya. Tentang cara menghadapi dunia di kemudian hari yang tak akan sama seperti lembutnya kasih ibuk di rumah.

         Seperti yang dituliskan dalam buku happy little soul tadi bahwa Kita tidak bisa mengendalikan apa yang dikatakan orang lain, tetapi kita bisa mengendalikan sikap kita terhadap kata-kata itu. 

        Pada akhirnya hidup adalah pilihan. Haruki Murakami berkata, rasa sakit tak bisa kita hindari namun menderita adalah pilihan.

        Tak perlu bersusah payah mendengarkan apa yang orang lain katakan. Karena sejatinya kita bisa memilih. Memilih untuk mengabaikannya atau mengambilnya sebagai pelajaran. Memilih untuk menjadikannya penderitaan atau baiknya diabaikan.

      i like myself bukan tentang membanggakan diri. Namun tentang menerima apa adanya diri sendiri. 

Mengenai menerima diri sendiri. Allah mengatakan dalam Al-Qur’an surat At-Tin ayat ke 5 yang artinya “Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.”

Tak ada yang salah dengan bentukan luar kita masing-masing. Yang salah adalah cara pandang kita dalam menentukkan sudut yang hendak kita lihat.

Kita berbeda. Itu jelas.

Tak semua yang terlahir kembar memiliki rupa dan laku yang sama. Apalagi jika hanya adik-kakak atau bahkan saudara. Yang lebih tentu banyak bedanya.

Tak perlu khawatir, karena janji Allah itu benar. Ia menciptakan makhluknya dengan sebaik-baik penciptaan. Kita dipandang buruk oleh orang lain tak lantas membuat kita menjadi buruk dalam pandangan Allah. Begitupun sebaliknya, pandangan baik yang ditujukan oleh orang lain kepada kita tak lantas membuat Allah ikut memandang kita baik.

Terlahir sebagai wanita tak lantas membuat kita rendah dan menjadi warga kelas dua dimata-Nya. Begitupun sebaliknya, terlahir sebagai laki-laki tak juga membuat Allah bangga terhadapnya.

Allah hanya memandang kita dari satu segi. Ketakwaan.

Untuk itu, tak perlu lagi membandingkan diri kita dengan siapapun. Karena kita jelas berbeda. Kita tak dirancang sama dengan yang lainnya. Kita special dengan masing-masing kemampuannya.

Allah created you in the best way, best shape, and the best color. So stop comparing yourself with others. You’re perfect the way you are.

2 thoughts on “IT’S OK, I LIKE MYSELF

  1. Nonono says:

    No, I hate my self 😎

    Like

Leave a comment